Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas KM. 12,5 Panam, Pekanbaru 28293
082387132445 (Fajar) 081275887622 (Titis)
himafiur12@gmail.com

Virus Corona Dapat Menyebar Secara Airborne, Apa Benar?

Jaya

Virus Corona Dapat Menyebar Secara Airborne, Apa Benar?

 

View this post on Instagram

 

[HIMAFI PHI | VIRUS CORONA MELALUI AIRBORNE, APA BENAR?]⁣⁣⁣ Pekanbaru, 28 Maret 2020⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ⁣⁣⁣ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَن اارَّحِيم⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ HIDUP MAHASISWA !⁣⁣⁣ HIDUP RAKYAT INDONESIA !⁣⁣⁣ SALAM FISIKAWAN🤚⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ ” Virus Corona Melalui Airborne, Apa Benar?”⁣⁣ ⁣⁣ Belakangan, kebanyakan orang bertanya-tanya tentang kemungkinan virus corona dapat menular melalui udara (airborne). Benarkah begitu? Studi terbaru mengungkapkan bahwa virus yang dinamakan SARS-CoV-2 itu memang bisa bertahan di udara dalam kondisi tertentu. Namun, hingga saat ini belum ada bukti yang kuat bahwa Covid-19 dapat menular melalui udara dalam kondisi alami, seperti patogen penyebab tuberkulosis, rubela, dan influenza. “Sampai saat ini bukti untuk airborne belum kuat, apalagi di negara tropis seperti Indonesia,” menurut spesialis penyakit dalam dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB FINASIM FACP. Wilayah Indonesia masih mendapatkan banyak sinar matahari dan memiliki suhu udara di kisaran 30 derajat Celsius. Dalam kesempatan berbeda, Ari sempat menjelaskan bahwa virus penyebab Covid-19 yang terpapar di suhu udara 30 derajat Celsius akan mati dalam 30 menit. “Faktanya, virus ini ketika ada di udara panas 30 derajat (Celsius), dalam 30 menit akan mati, hilang,” menurut Ari dalam seminar awam mengenai Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, beberapa waktu lalu. Sebetulnya, apa kata WHO soal virus corona dan risiko airborne ini? WHO mengungkapkan bahwa Covid-19 menular melalui droplet alias percikan liur dari orang-orang yang terinfeksi oleh virus corona ketika mereka batuk atau bersin. Droplet yang disemburkan penderita Covid-19 berukuran besar, berdiameter 0,125 mikrometer, sehingga tak cukup ringan untuk melayang lama dan jauh di udara. Paling jauh, lontarannya sekitar satu atau dua meter. Partikelnya akan melayang sebentar sebelum akhirnya jatuh ke permukaan benda di sekitar penderita. Belum ada bukti bahwa penularan lewat udara bisa terjadi di lingkungan alami. Itu sebabnya mencuci tangan menjadi saran utama pencegahan tertular Covid-19. (1/2)

A post shared by HIMAFI FMIPA UNRI (@himafifmipaunri) on

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *